Pesona Olahan Mangrove Pesisir Muaragembong – Kab.Bekasi
Mangrove merupakan tumbuhan yang banyak tersebar di pesisir pantai. Indonesia sendiri memiliki hutan mangrove terluas di Dunia. Tahun 1982 luasnya sekitar 4,5 juta hektar, dan pada tahun 1933 tinggal tersisa 3 juta hektar.
Mangrove sendiri memilki banyak fungsi yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Yakni, sebagai fungsi biologis, fungsi ekologis, dan fungsi ekonomis. Fungsi biologis mangrove adalah untuk tempat mencari makan (feeding ground) , tempat memilah (spawning ground), tempat berkembang biak (nursery ground) berbagai jenis ikan, kerang, dan biota laut lainnya. Serta mampu menghasilkan jumlah oksigen lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan darat. Sedangkan, fungsi ekologis mangrove ialah sebagai pencegah abrasi (green belt) pesisir, sebagai sumber plasma nutfah dan tempat bersarang satwa liar, terutama burung, mamalia, unggas, reptil, dan lain sebagainya. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah mangrove sendiri memiliki fungsi ekonomis sebagai sumber peningkatan ekonomi bagi masyarakat. Contohnya, sebagai tempat wisata, sebagai tempat mencari udang, ikan, kepiting dan lainnya serta beberapa jenis mangrove dapat diolah menjadi makanan dan minuman
Beberapa warga pesisir Muaragembong-Kab. Bekasi sudah menerapkan fungsi ekonomis dari mangrove karena, Pohon Mangrove banyak di jumpai dan tumbuh subur disana. Ada satu kelompok ibu-ibu mengolah beberapa jenis mangrove menjadi makanan dan minuman. Keolmpok itu dinamakan KEBAYA (kelompok bahagia berkarya) merupakan salah satu kelompok pengembangan masyarakat yang berada di Kp. Beting Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muaragembong yang ikut andil dalam usaha pengembangan ekonomi kreatif serta menjaga lingkungan pesisir yang ada di Muaragembong. Pengembangan ekonomi kreatif yang dilakukan oleh kelompok kebaya dengan cara memanfaatkan ekosistem mangrove sebagai bahan dasar dan secara tidak langsung ikut menyebarluaskan pentingnya ekosistem mangrove.
Berikut adalah beberapa tanggapan dari penggagas Kebaya.
Dimulai dari pembina Kebaya. Yakni kak Alita Syahamah yang sekarang berprofesi sebagai Ahli Gizi. Inilah Tanggapan kak Lita tentang olahan Mangrove dalam mendukung kelestarian Mangrove Pesisir dan potensi peningkatan ekonomi bagi masyarakat.
“ Menurut saya, sumber pangan yang dihasilkan mangrove di lingkungan pesisir yang dapat diolah menjadi suatu olahan pangan dapat mendukung dari sisi kelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar, dengan adanya berbagai macam olahan mangrove ini, akhirnya masyarakat sadar bahwa selain berdampak ke lingkungan, ternyata olahan mangrove tersebut bisa dijadikan peluang untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar, dan masyarakat pun berfikir untuk terus menjaga dan melestarikannya. Kesan saya saat pertama melihat lingkungan disana adalah sebuah peluang besar untuk masyarakat yang selama ini belum dilakukan secara maksimal, mereka bisa tetap melestarikan lingkungannya dengan menanam dan mereka juga bisa meningkatkan ekonomi di sekitar tanpa merusak mangrove atau lingkungan di sekitar. Untungnya untuk saya adalah saya bisa berbagi ilmu yang saya dapatkan selama ini, dan Alhamdulillah kalo ternyata ilmu saya bisa di pakai sama ibu ibu, suatu kebanggaan tersendiri buat saya disaat bisa berbagi dan bisa membantu mereka dan membuka lapangan kerja untuk mereka meningkatkan perekonomian mereka. Ya itulah tanggapan kak lita tentang olahan Mangrove dalam mendukung kelestarian Mangrove Pesisir dan potensi peningkatan ekonomi bagi masyarakat”.
Dilanjut tanggapan Kak Egi sebagai ketua kebaya yang saat ini berprofesi sebagai Staff Bidang Destinasi Dinas Pariwisata. Inilah tanggapan ka Egi tentang kesegaran Sirup Mangrove.
“ Sirup khas Muaragembong yang terbuat dari buah mangrove atau jenis pidada ini memiliki sensasi rasa yang menggoyang lidah. Siapa sangka buah mungil itu bisa diolah menjadi apa saja. Seperti yang satu ini sirup. Sirup ini sangat menggoda Setiap saya sampai di Muaragembong. Dengan cuaca yang sangat panas di daerah pesisir, sirup mangrove ini dapat mengobati tenggorokan yang kering. Jadi, untuk kita yang tinggal atau berada di Bekasi yang sering berpapasan dengan terik matahari, sangat cocok mengkonsunsi sirup buah mangrove ini. Tampilan sirup ini sama seperti tampilan atau kemasan sirup pada umumnya. Cara menyajikannya pun sama. Tapi kenikmatannya terasa dari kesegarannya, buah mangrove asli hasil alam Muaragembong. Sirup mangrove ini selalu menggoda siapapun yang berkunjung kesana, terutama saya yang tak pernah tahan akan pesona sirup mangrove yang memiliki rasa khas agak masam dan memberikan kesegaran ditiap teguknya. Rasa segar dari masamnya buah mangrove ini pun selalu terbayang dalam kecapan saya. Terbayang kan seperti apa sensasi kenikmatan sirup mangrove ini?. Sirup ini sangat nikmat saat disajikan dengan es batu didalamnya. Karena kesegaran dari khas masamnya buah ini akan lebih terasa, dan membuat siapapun yang mencoba meneguknya akan merasa ketagihan untuk mengulang kenikmatannya .
Ya itulah tanggapan kak Egi tentang kesegaran sirup mangrove. Bukan hanya memberikan kesegaran namun bisa menghilangkan dahaga bagi yang meminumnya.
Mari kita lanjut ke tanggapan dari Teh Alpiah, beliau adalah sosok yang luar biasa bukan hanya sebagai wakil Kebaya, namun beliaulah pembuat langsung olahan beberapa jenis mangrove yang dijadikan makanan dan minuman bersama beberapa ibu-ibu Kebaya.
Inilah tanggapan teh Alpiah tentang manfaat dan olahan Mangrove.
“ Dalam mengolah buah Mangrove sebetulnya gampang-gampang susah. Kalau mangrove itu kan banyak jenisnya, salah satunya Buah Pidada (Sonneratia Caseolaris) yang rasa dan aromanya yang khas bisa dibuat menjadi berbagai olahan . Buah pidada biasanya olah untuk dodol, selai, sirup. Kalau daunnya untuk peyek, bisa untuk lalap buat yang mentah dan bisa juga untuk pengganti kemiri bumbu dapur. Selain buah pidada ada juga dari jenis buah mangrove lain, yakni buah Brayo (Avicennia). Buah brayo biasanya di pakai buat donat, onde-onde, kerupuk, dan bisa juga jadi pengganti kacang mete. Manfaat Mangrove dari segi lingkungan, akar dan pohonnya untuk mencegah terjadinya abrasi, akarnya untuk tempat tinggal ikan dan biota laut. Pohon yang rindang cocok buat tempat berteduh, dan untuk memberikan oksigen yang cukup banyak untuk makhluk hidup. Segi ekonomi, sudah pasti membantu menambah uang belanja ibu-ibu dari penghasilan para suami yang masih belum menutupi kebutuhan ekonomi keluarga”.
Dari beberapa tanggapan para penggagas gerakan Kebaya. Membuat kita sadar bahwa ternyata mangrove itu memiliki banyak manfaat. Bukan hanya sebagai penahan abrasi dan tempat tinggal biota laut, mangrove sendiri bisa diolah menjadi berbagai olahan makan dan minuman. Sehingga mampu memperkuat ekonomi masyarakat pesisir dan secara tidak langsung masyarat dibuat sadar betapa pentingnya merawat serta menjaga kelestarian lingkungan.